Rabu, 12 Agustus 2015

Apakah yang Harus Kita Lakukan Jika Kita berbeda pendapat?

Manusia adalah makhluk yang beragam. Yang diciptakan berbeda bentuk satu dengan yang lainnya. Mulai dari bentuk hidung, bentuk wajah, bentuk rambut dan seterusnya. Dan juga dari segi sifat, sangat jelas bahwa manusia satu sama lain memiliki perbedaan, dari sinilah mulai terjadi suatu bentuk perpebadaan pendapat.
Perbedaan pendapat adalah suatu hal yg lumrah, karena sudah fitrah manusia diciptakan berbeda. Adapun perbedaan yg tidak bisa ditolelir adalah berbedaan dalam berakidah, karena memang pada dasarnya manusia diciptakan bertauhid kedapada Allah Ta'ala. Lalu bagaimana jika perbedaan itu terjadi selain dalam hal tauhid? Apakah yang harus kita lakukan? Dan bagaimana jika kita dalam posisi yang terdzolimi, apakah kita jg harus membalas kedzoliman tersebut? Beberapa hal tadi akan saya coba menjabarkan dan menguraikan serta memberi solusi. Mudah-mudahan Allah memberikan pertolongan.
Perbedaan dalam kehidupan sosial merupakan hal yang lumrah. Dari mulai lingkup internasional, nasional provinsi bahkan Keluarga pasti pernah terdapat perbedaan. Maka untuk menyikapi perbedaan ini tentunya kita harus berfikir dewasa, dan harus bisa menempatkan posisi, yaitu apabila kita merasa salah, maka berhentilah berdepat dan mengakui kesalahan, dan apabila kita benar maka pertahankan kebenaran tersebut dg menjaga adab dan kesopanan. Dengan tidak membenci, menghina, mencaci dan lain sebagainya.
Apabila kita merasa didzimi, maka berdo'alah kebaikan kepada Allah Ta'ala. Dan jika kita memiliki kekuasaan, maka berikanlah pelajaran kepada yg dzolim dg pelajaran yang tepat. Yaitu dengan ilmu, nasehat yang baik, dan perdebatan yang baik.



Selasa, 11 Agustus 2015

Antara Pemuda dan Nafsu

Dalam kehidupan manusia, manusia akan mengalami berbagai jenjang tingkatan umur. Mulai dari balita, anak-anak, pemuda, dewasa dan tua. Jika diberikan kesehatan dan umur panjang, maka semua manusia akan melewati tingkatan tersbut.
Adapun tingkatan usia yang sangat penting dalam kehidupan manusia adalah usia muda. Karena pada usia tersebut, manusia diberikan berbagai macam keistimewaan. Mulai dari tenaga yang kuat, fikiran yang tajam dan nafsu yang membara. Dan dengan potensi tersebut manusia dapat melakukan banyak hal.
Adapun hal-hal yang biasa manusia lakukan diwaktu tersebut, cenderung mengulikuti hawa nafsu. Mulai dari malas, bermain, dan mengerjakan hal-hal yang sia-sia.
Oleh sebab itu, kaitan antara pemuda dan nafsu sangat erat. Maka seharusnya manfaatkan nafsu tersebut untuk hal-hal yang positif. Seperti menulis, bekerja dan berkarya.

Minggu, 01 Juni 2014

Antara Kebaikan dan Keburukan



Rasulullah Shallallau 'Alaihi wa Sallam bersabda yang artinya :"kebajikan adalah kebaikan akhlak, sedangkan dosa adalah apa yang membuat dadamu sesak, dan kau engkau benci jika manusia lain mengetahiu perbuatan tersebut"
dari hadits yang telah disampaika diatas, diketahui bahwa kebajikan dan dosa merupakan suatu hal yang  fitrah. dimana kebajikan kebanyak manusia menyukainya, sedangkan dosa, maka kebanyakan manusia tidak menyukai, termasuk diri sendiri, karena dosa akan membuat dada sesak, dunia serasa sempit, dan seakan tidak ada ketenangan dan kebahagiaan dalam hidup.
ketahuliah wahai saudaraku yang sama-sama mengharap kebaikan, bahwasanya dalam menjalani kehidupan tentunya kita akan mendapati berbagai macam persoalan dan permasalahan. diantaranya adalah permasalahan perbuatan dosa.
dosa akan selalu ada hingga hari kiamat, karena dengan dosa, manusia dapat teruji sehingga siapa yang lulus melewati ujian dosa, maka ia akan menjadi mu'min yang sejati, dan tentunya akan mendapatkan hadiah yang paling istimewa dari Allah 'Azza wa Jalla.
sering kita termenung dan terfikir, kenapa dosa itu dibuat indah dan memikat, sedangkan kebaikan terkadang dibuat susah dan butuh banyak pengorbanan untuk melakukannya. contoh kecil dari mudahnya melakukan perbuatan dosa adalah dosa zina. dimana sangat mudah bagi anggota tubuh untuk melakukan perbuatan tersebut. maka ketika fikiran memikirkan hal yang porno, maka itu adalah zinanya fikiran, ketika mata memandang yang haram, maka itulah zina mata, ketika telinga tangan, mulut dan kaki melakukan hal-hal yang mendekati zina, maka itu adalah zina bagi anggota tubuh tersebut, sedangkan kemaluan akan mengiyakan atau medustaka. sedangkan contoh kebaikan yang susah dilakukan bahkan membutuhkan perjuangan adalah sedekah. terkadang sedekah sangat berat kita lakukan, lebih gampang mengeluarkan harta untuk keperluan pribadi  dari pada untuk sedekah yang hasil dan buahnya akan dirasakan diakherat yang tidak ada batas.
memang sudah fitrahnya bahwa kemaksiatan itu dibuat indah karena ada pengaruh setan didalamnya. ibarat bangkai yang dibungkus plastik kado yang begitu indah, sehingga setiap orang selalu ingin memilikinya dan menikmatinya, tetapi setelah ia dinikmati, maka ia akan mendapatkan kesengsaraan dan penyesalan. Bodohnya, kebanyakan manusia sudah mengetahui bahwa itu akan mendatangkan dosa dan penyesalan, tapi hal tersebut masih saja terulang untuk kesekian kalinya.
sedangkan kebaikan, maka selalu dibungkus dengan hal-hal yang tidak enak. seperti permen yang dibungkus dengan plastik yang buruk, sehingga setiap orang enggan untuk mendekati dan menikmatinya, akan tetapi pada hakikatnya ia adalah suatu hal yang indah, yang jika dibuka bungkusnya maka akan dirasakan nikmatnya, nikmat di dunia terlebih diakherat.
mari bersama-sama kita lakukukan kebaikan, dan marilah kita sama-sama tinggalkan keburukan, sehingga kita menjadi hamba-hamba Alah yang bertakwa, dan mendapatkan syurganya yang penuh dengan kenikmatan.

Kamis, 24 April 2014

Urgensi Target Dalam Kehidupan

Dalam menjalani kehidupan, seseorang harus memiliki target dan tujuan hidup, karena dengan target dan tujuan hidup itulah, manusia akan semangat dan optimis dalam menjalani kehidupan. Kita bisa melihat betapa rendahnya cita-cita seseorang yang tidak memiliki tujuan dalam hidupnya, yang ia fikirkan hanya makan, tidur dan bekerja, dan begitulah seterusnya tanpa memikirkan hal yang lain yang lebih bermanfaat baik untuk dirinya, keluarganya terlebih masyarakat pada umumnya.
Kemudian kita bisa melihat orang-orang yang memiliki target dan tujuan dalam hidupnya, ia akan selalu semangat dalam menjalani kehidupannya, karena ia memiliki tujuan dan maksud dari apa yang ia lakukan. Contonya jika ia memiliki target ingin membangun rumah, maka dengan bekerja keras ia akan berusaha untuk mengumpulkan uang, dan terus mengumpulkan hingga akhirnya ia dapat merealisasikan keinginannya tersebut. Ini baru target hidup dan keinginan dunia, lalu bagaimana dengan target untuk kehidupan yang lebih kekal dan abadi, yaitu kehidupan akhirat?
Manusia harus memiliki target untuk kehidupan akherat, yaitu dengan berusaha memiliki rumah disurga, dan bidadari yang bermata jeli yaitu dengan melakukan segala ketaatan dan menjauhi segala larangan selama hidup di dunia. Dan adapun target untuk mencapai ridho Allah dan dapat menikmati indahnya surga dan apa yang ada di dalamnya adalah target terbesar yang harus dimiliki oleh setiap manusia.
Terkadang target sudah dibuat, dan jalan-jalan untuk mencapai target itu sudah digariskan, akan tetapi tak sedikit rintangan dan hambatan yang menghalang, sehingga hancurlah dan gagallah semua atau sebagian target yang kita inginkan. Ini merupakan suatu hal yang lumrah, yang pasti terjadi dalam kehidupan manusia, karena sudah hukum alam, bahwa setiap hal pasti ada rintangan dan cobaannya, jangankan hal yang baik-baik, hal yang burukpun terkadang menemui dan mendapati banyak hal yang dapat menggagalkan keinginan buruk tersebut, contohnya ingin mencuri, tapi gak jadi karena keadaan cuaca yang tidak memungkinkan, dan lain sebagainya.
Tentunya dalam menjalani semua itu, diperlukan kesabaran dan keistiqomahan. Karena dengan 2 hal inilah, niscaya akan tercapai sebuah target yang diinginkan. Tetap semangat dan jangan pantang menyerah menjalani berbagai macam cobaan yang menghalang dalam terlaksananya dan terealisasinya sebuah target kehidupan. Selama mata masih terbuka, dan jantung masih berdetak, janganlah berhenti untuk merencanakan seesuatu kebaikan. Tugas kita hanya berusaha dan berusaha, sedangkan terkabul dan terjadinya itu sudah ada yang mengatur. Selalu optimis dan tetap semangat.

Kamis, 17 April 2014

CINTAILAH MANUSIA SESUAI DENGAN KEDUDUKANNYA

Belakangan ini, haTiku dihebohkan dengan perasaan kasih sayang kepada seseorang yang telah banyak mengisi hati dan menguras perhatianku. Sampai sampai jiwa ini dibuat tunduk, raga ini dibuat lemah tak berdaya. Apapun yang ia inginkan, pasti sebisa mungkin ku lakukan, dan apapun yang ia perlukan pasti sebisa mungkin kucarikan. Jika berada disampingnya, hati ini merasa tentram dan bahagia, namun jika jauh darinya, hati ini serasa sedih dan terkadang ingin menangis jika membayangkan keadaan disaat dia sedang susah. Aku jadi bingung dan bimbang apakah perasaan ini benar dan sesuai pada tempatnya, ataukah perasaan ini terlalu berlebihan.
Disatu sisi aku menganggap perasaan ini benar, dan sah-sah saja, karena dia adalah seorang yang memang berhak mendapatkan semua itu, dari perhatian, pertolongan dan lain sebagainya. Apalagi dikala dia dicoba dengan suatu ujian, sudah selayaknya sebagai seorang mukmin untuk saling tolong menolong dan meringankan beban saudaranya yang sedang kesusahan, karena Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam telah memerintahkan umatnya untuk menolong saudaranya yang sedang sakit, dan itu merupakan hak orang sakit yang harus ditunaikan oleh mukmin lain yang sehat.
Namun disisi lain, saya merasa bahwa ada yang salah dari apa yang aku lakukan terhadapnya. Mungkin dari sikap yang berlebihan, yaitu dengan memperlakukaannya seperti anak kecil ataupun dengan memperlakukannya seperti dia adalah orang yang special yang melebihi kakak atau adik atau anggota keluarga lainnya. Dan juga dari perasaan yang berlebihan sehingga jika ia jauh, maka akan terasa sedih dan kehilangan. Ini yang berlehihan, dan inilah yang harus dilakukan perbaikan.
Ok. Aku sadar, bahwa ini merupakan tindakan dan perasaan yang keliru, yang tidak seharusnya dilakukan oleh seseorang yang hanya berstatus teman. Jika memang dia adekmu, maka perlakukankah dia seperti adekmu dirumah, yaitu dengan perlakuan yang sewajarnya dan tidak terlalu berlebihan. Jika memang ia temanmu, maka perlakukanlah ia sebagaimana temanmu yang lain dan jangan berlebihan, karena itu akan membuat hatimu sakit, dan jiwamu terluka jika suatu saat ia melakukan hal-hal yang tidak kamu sukai.
Sekarang barulah saya dapat pencerahan dari apa yang saya lakukan. Intinya cintailah orang yang pantas dan berhak kamu cintai dengan kadar yang sekedarnya saja. Jika keluarga, maka cintailah ia sebatas keluarga. Jika ia teman, maka cintailah ia sebatas teman, dan jika ia istri, maka cintailah ia sebatas istri. Jangan dicampurkan ketiga-tiganya, karena jika tertukar satu dari ketiganya, akan berdampak pada prilaku yang kurang baik. Dan juga ingat, intinya cintailah manusia sekedarnya saja, karena jika suatu saat ia menyakitimu, maka kamu akan memperlakukannya dengan suatu hal yang wajar, dan juga jika suatu saat ia menyakitimu, maka kau tidak akan jatuh, tidak akan sakit, dan juga tidak akan berprilaku dengan prilaku yang tidak wajar.
Selamat mencoba.

Senin, 07 April 2014

Ketika Cinta Harus Memilih

semakin hari, aku beranjak dewasa, tentunya gaya hidup, prilaku dan perasaan mulai berubah. dari yang tadinya tampil apa adanya, menjadi ada apanya, kemudian dari perasaan memikirkan diri sendiri menjadi memikirkan orang lain. tentunya ini hal yang wajar, yang pasti akan dirasakan oleh setiap manusia, dan ini merupakan anugrah yang diberikan Allah Ta'ala kepada para hambanya, baik yang beriman maupun tidak.
di usiaku yang ke 17, aku mulai merasakan rasa yang berbeda ketika aku didekati atau mendekati seseorang yang berbeda jenis. mulai dari rasa gugup, cemas, sedih dan bahagia. semua rasa muncul secara tiba-tiba dan hilangpun secara tiba-tiba. awalnya rasa itu biasa-biasa saja, namun semakin hari, perasaan itu semakin kuat dan juga timbul rasa yang tak terima jika seserang yang kita cintai bersama yang lain.
memang awalnya hanya sekedar pelampiasan, yaitu hanya sekedar ikut-ikutan biar tak dikatakan anak ketinggalan zaman, aku pun berharap cinta itu akan segera tumbuh, namun semakin hari cinta itu tak kian tumbuh, mungkin karena cinta yang bukan pada waktu dan tempatnya, dan dalam diri ini pun memberintak dan membisikkan untuk mengakhiri hubungan yang bisa dibilang hubungan palsu.
aku pun diputuskan, dalam hatiku merasa sedih bercampur bahagia. sedih karena aku tidak seperti temen2 yang lain yang bisa berjalan berdua dan juga berbagi rasa kepada sesama jenis, bahagia karena aku merasa bebas, karena jujur selama itu aku tertekan, karena hanya mengikuti keinginan dan perasaan iri kepada teman.
beberapa tahun telah berlalu, akupun mulai menjauh dan hampir tidak berhubungan dengan yang namanya perempuan, mungkin karena kondisi yang tidak mendukung, dan juga karena fikiran yang tidak sempat memikirkan hal-hal yang demikian. aku berkonsentrasi kepada apa yang ada didepanku, yairu belajar ilmu agama khususnya belajar bahasa arab. jika ditotal, maka waktu belajar ilmu agamaku dan sekaligus bahasa arab kurang lebih 5 tahun.
setelah aku menyelesaikan pendidikan bahada arabku, akupun kembali ke kampung halaman. pada saat inilah, rasa mulai tumbuh. baik dari dalam diriku, maupun orang lain yang melihatku. jika dari dalam diriku, rasa untuk memiliki tentunya ada, tapi hanya sekedar rasa untuk bersenang-senang dan berbagi. namun jika dari orang lain, rasa ingin memiliki itu ada karena beberapa faktor. diantaranya karena faktor ketampananku, dan juga faktor kepintaranku, jika dibandingkan dengan pemuda yang lain.
sampai banyak tawaran yang datang sana-sini, yang menginginkan aku untuk menjadi pendamping si anu, pendamping si anu, tapi aku bingung untuk memutuskan yang mana, karena diantara sekian banyak pilihan, tak ada yang bisa membuat hatiku menerima. karena masing-masing memiliki kekurangan dan juga kelebihan. memang manuia tidak ada yang sempurna, semua pasti memiliki kekurangan, tapi minimal kekurangan itu tidak membuat hilang kelebihan yang ada.
aku bingung, mana yang harus aku pilih, antara pilihan-pilihan yang yang semuanya belum bisa ku terima.
yah, aku hanya bisa bertawakkal, apalagi waktu yang masih panjang, aku tidak boleh terlalu pusing memikirkan sesuatu yang masih lama terjadinya. biarlah semuanya berjalan, jika sudah tiba waktunya, pasti semuanya akan lebih indah, dan juga semuanya akan mudah, insya Allah.

Minggu, 06 April 2014

Allah Tergantung Kepada Prasangka Hambanya

setiap manusia pasti memiliki prasangka, baik prasangka baik maupun prasangka buruk. adapun prasangka baik maka itu disebut dengan husnudzon, sedangkan prasangka buruk itu disebut su'udzon. prasangka ini bisa terjadi kepada diri sendiri atau kepada orang lain. contoh berprasangka kepada diri sendiri adalah berprasangka terhadap masa depannya, berprasangka kepada tingkah lakunya, dan lain sebagainya. adapun berprasangka kepada orang lain, seperti berprasangka akan sifat dan kelakuan orang lain, masa depan orang lain, dan lain sebagainya baik persangkaan yang baik maupun persangkaan yang buruk.
dalam melakukan suatu pekerjaan, pastilah kita dapat membayangkan dan mengira hasil dari suatu pekerjaan tersebut, apakah akan berakhir dengan baik atau sebaliknya. contohnya dalam pertandingan sepak bola. sebelum permainan sepak bola, pasti semua orang tidak ada yang tau siapa yang kalah dan siapa yang akan menang. mungkin kebanyakan orang hanya mengandai-andai karena dilihat dari segi keahlian dan kekuatan dari kedua belah pihak, dan kemudian disimpulkan bahwa pasti tim ... adalah pemenang. ini hanya sekedar dugaan dan prasangka, namun untuk kejadiaannya sudah ada yang mengatur, yaitu Allah yang maha mengatur.
seringkali kita berprasangka buruk terhadap usaha yang akan kita lakukan, sehingga kita tidak jadi melakukan hal tersebut, ataupun melakukan tapi hanya sekedarnya saja, tanpa usaha untuk mematangkan dan menjadikan pekerjaan tersebut berubah menjadi sesuatu yang diangankan. ingat, bahwa Allah itu tergantung persangkaan hambanya, jika seorang hamba berprasangka ia akan berhasil, maka ia kan berhasil, dan sebaliknya. 
oleh karena itu hendaknya kita selalu berprasangkan baik disetiap tindak tantuk kita baik kepada diri sendiri ataupun kepada orang lain, jika kepada diri sendiri, tentunya kita harus menyertakan usaha yang sesuai dengan apa yang kita impikan. jika semua itu sudah dilakukan, maka pasti Allah akan mengabulkan apa yang kita usahakan. karena Allah itu tergantung kepada persangkaan hamba-Nya dan juga balasan amal itu tergantung kepada usaha yang dilakukan.