Selasa, 01 April 2014

Bisa Karena di Paksa

Masihkan kita teringat tentang masa kecil kita, tentang suatu kejadian diama kita belajar suatu keahlian, kebiasaan, atau pekerjaan, namun kita tak kunjung bisa dan terlaksanakan sampai pada akhirnya timbullah paksaan baik paksaan yang datang dari luar, maupun dari dalam diri yang mengharuskan mampu untuk memiliki keahlian dan pekerjaan tersebut sehingga pada akhirnya bisa dan biasa. tak usah jauh-jauh, contoh kecilnya adalah disaat kita belajar naik sepeda, atupun naik motor, atu nyetir mobil dan juga membiasakan diri sholat lima waktu, puasa ramadhan, dan bahkan sholat lima waktu dimasjid. saya yakin bahwa pada awalnya pekerjaan-pekerjaan yang telah penulis sebutkan diatas adalah pekerjaan yang diawali dengan paksaan, baik itu paksaan dari dalam diri ataupun paksaan dari orang lain.
sering penulis bertanya, apakah selamanya kita bisa karena dipaksa, terutama jika paksaan itu harus datang dari luar, apakah harus selamanya begitu, sedangkan kita tau bahwa kehidupan tidak selamanya mengandalkan orang lain, tidak selamanya bersama orang yang selalu memotivasi kita, membantu kita bahkan orang yang memaksa kita, ada kalanya kita sendiri, mengandalkan diri sendiri, dan juga bisa melakukan suatu pekerjaan dan kebiasaan karena kesadaran diri sendiri.
jika kita hitung, sudah berapa tahunkan kita menghabiskan usia kita di dunia ini, dan berapa pekerjaan yang sudah kita selesaikan karena dipaksa, dan juga pekerjaan yang dikerjaan karena tidak dipaksa. dan jika dibandingkan, manakah yang lebih banyak, tentunya pekerjaan itu adalah pekerjaan yang produktif yang bisa menghasilkan manfaat bagi diri sendiri maupun orang lain.
sebanarnya malu, jika setiap melakukan pekerjaan, kita harus nunggu disuruh, nunggu dipaksa, bahkan nunggu di beri imbalan, jika seperti ini keadaannya, maka apa perbedaannya dengan sapi, apa perbedaannya dengan anak kecil dan lain sebagainya, bukankan sapi bekerja jika disuruh oleh majikannya, bergerak jika dipukul oleh si empunya, dan juga anak kecil berjalan jika di tuntun oleh ibunya, makan jika disuapi oleh pembantunya dan lain-lain.
sudah waktunya, kita bekerja, beramal, dan berinovasi dengan kesadaran dari dalam diri sendiri, tanpa paksaan dari siapapun, dengan kesadaran bahwa semua itu adalah tanggung jawab yang harus dilakukan oleh setiap manusia, sebuah kebutuhan yang dibutuhkan oleh setiap manusia, karena pada sejatinya manusia yang terbaik adalah manusia yang dapat berguna dan bermanfaat bagi orang lain, dan untuk menjadi manusia yang berguna dan bermanfaat bagi orang lain salah satunya adalah dengan bekerja, beramal, berinovasi, berkreasi atas kesadaran diri sendiri tanpa paksaan siapapun.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar