Senin, 07 April 2014

Ketika Cinta Harus Memilih

semakin hari, aku beranjak dewasa, tentunya gaya hidup, prilaku dan perasaan mulai berubah. dari yang tadinya tampil apa adanya, menjadi ada apanya, kemudian dari perasaan memikirkan diri sendiri menjadi memikirkan orang lain. tentunya ini hal yang wajar, yang pasti akan dirasakan oleh setiap manusia, dan ini merupakan anugrah yang diberikan Allah Ta'ala kepada para hambanya, baik yang beriman maupun tidak.
di usiaku yang ke 17, aku mulai merasakan rasa yang berbeda ketika aku didekati atau mendekati seseorang yang berbeda jenis. mulai dari rasa gugup, cemas, sedih dan bahagia. semua rasa muncul secara tiba-tiba dan hilangpun secara tiba-tiba. awalnya rasa itu biasa-biasa saja, namun semakin hari, perasaan itu semakin kuat dan juga timbul rasa yang tak terima jika seserang yang kita cintai bersama yang lain.
memang awalnya hanya sekedar pelampiasan, yaitu hanya sekedar ikut-ikutan biar tak dikatakan anak ketinggalan zaman, aku pun berharap cinta itu akan segera tumbuh, namun semakin hari cinta itu tak kian tumbuh, mungkin karena cinta yang bukan pada waktu dan tempatnya, dan dalam diri ini pun memberintak dan membisikkan untuk mengakhiri hubungan yang bisa dibilang hubungan palsu.
aku pun diputuskan, dalam hatiku merasa sedih bercampur bahagia. sedih karena aku tidak seperti temen2 yang lain yang bisa berjalan berdua dan juga berbagi rasa kepada sesama jenis, bahagia karena aku merasa bebas, karena jujur selama itu aku tertekan, karena hanya mengikuti keinginan dan perasaan iri kepada teman.
beberapa tahun telah berlalu, akupun mulai menjauh dan hampir tidak berhubungan dengan yang namanya perempuan, mungkin karena kondisi yang tidak mendukung, dan juga karena fikiran yang tidak sempat memikirkan hal-hal yang demikian. aku berkonsentrasi kepada apa yang ada didepanku, yairu belajar ilmu agama khususnya belajar bahasa arab. jika ditotal, maka waktu belajar ilmu agamaku dan sekaligus bahasa arab kurang lebih 5 tahun.
setelah aku menyelesaikan pendidikan bahada arabku, akupun kembali ke kampung halaman. pada saat inilah, rasa mulai tumbuh. baik dari dalam diriku, maupun orang lain yang melihatku. jika dari dalam diriku, rasa untuk memiliki tentunya ada, tapi hanya sekedar rasa untuk bersenang-senang dan berbagi. namun jika dari orang lain, rasa ingin memiliki itu ada karena beberapa faktor. diantaranya karena faktor ketampananku, dan juga faktor kepintaranku, jika dibandingkan dengan pemuda yang lain.
sampai banyak tawaran yang datang sana-sini, yang menginginkan aku untuk menjadi pendamping si anu, pendamping si anu, tapi aku bingung untuk memutuskan yang mana, karena diantara sekian banyak pilihan, tak ada yang bisa membuat hatiku menerima. karena masing-masing memiliki kekurangan dan juga kelebihan. memang manuia tidak ada yang sempurna, semua pasti memiliki kekurangan, tapi minimal kekurangan itu tidak membuat hilang kelebihan yang ada.
aku bingung, mana yang harus aku pilih, antara pilihan-pilihan yang yang semuanya belum bisa ku terima.
yah, aku hanya bisa bertawakkal, apalagi waktu yang masih panjang, aku tidak boleh terlalu pusing memikirkan sesuatu yang masih lama terjadinya. biarlah semuanya berjalan, jika sudah tiba waktunya, pasti semuanya akan lebih indah, dan juga semuanya akan mudah, insya Allah.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar