Kamis, 03 April 2014

Tahan Nafsumu, Maka Kau Akan Selamat

setiap orang pasti memiliki nafsu, baik nafsu yang mengajak kepada kebaikan, ataupun yang mengajak kepada keburukan, tapi yang pasti kebanyakan nafsu itu mengajak kepada keburukan, kecuali orang yang dibimbing dan diluruskan oleh ilmu dan bashiroh, dan juga orang yang diberikan rahmat dan hidayah dari Allah, sehingga ia dapat mengendalikan nafsunya, dan mempergunakan nafsunya kepada hal yang bernilai kebaikan.
nafsu manusia ada yang diperbolehkan, ada yang benci, dan juga ada yang dilarang. conto nafsyu yang diperbolehkan (dianjurkan) adalah menggauli istri, dan amalan-amalan sholih lainnya. sedangkan nafsu yang dibenci adalah nafsu makan yang terlalu berlebihan, sehingga menimbulkan perbuatan yang tidak terpuji seperti mempercepat dalam makan, dan menghabiskan makanan dalam jumlah yang banyak yang menyebabkan kekenyangan dan berujung pada kemalasan. sedangkan contoh nafsu yang diharamkan adalah menyalurkan hasrat kepada wanita yang belum syah dan juga melakukan amalan yang dilarang oleh Allah Ta'ala seperti mabuk-mabukan, perjudian, dan lain sebagainya. tetntunya semua ini tak lepas dari peran nafsu yang ada pada diri manusia.
nafsu manusia cenderung memerintahkan kepada sesuatu hal yang buruk, yang membahayakan, dan yang menimbulkan penyesalan dan kesengsaraan di dunia dan diakherat. oleh karena itu, islam datang dengan membawa petunjuk dan hidayah untuk membimbing manusia dan membawa manusia yang bisa membentengi dirinya dari perbuatan hina yang dilatarbelakangi oleh nafsu manusiawi.
Islam telah memberikan petunjuk kepada seluruh kehidupan manusia, mulai dari manusia itu bangun tidur, sampai ia tidur kembali. ini menunjukkan bahwa Islam adalah agama yang sempurna yang diturunkan Allah kepada rasul-Nya yang memberikan petunjuk bagi kehidupan manusia, sehingga manusia itu selamat, baik di dunia maupun diakhirat.
nafsu tidak bisa dihilangkan, akan tetapi nafsu bisa dibimbing dengan berpedoman kepada Al-Qur'an dan Sunnah.jika nafsu menyelesihi Al-Qur'an dan As-Sunnah, maka berarti itu adalah nafsu yang buruk dan sebaliknya. jadi jadikanlah Al-Qur'an dan As-sunnah sebagai tolak ukur kebenaran nafsu, karena manusia adalah makhluk yang lemah, terkadang ia tidak bisa membedakan antara yang haq dan yang bathil, antara yang benar dan yang salah, setiap yang baik belum tentu benar, sedangkan yang benar sudah pasti baik.
mudah-mudahan kita termasuk orang-orang yang bisa menjaga nafsu, dan bisa membawa nafsu itu kepada kebaikan. dan mudah-mudahan kita termasuk orang-orang yang selamat dari fitnah-fitnah yang disebabkan oleh nafsu, sehingga kita dapat menhadap Allah dengan penuh kegembiraan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar